HAMA KEHIDUPAN

 

HAMA KEHIDUPAN

 

Hidup itu seperti sebuah proses untuk bercocok tanam. Petani yang mau memulai untuk menanam maka dia memulai dengan penyiapan lahan terlebih dahulu. Terlebih lagi kalau lahan tersebut sudah pernah atau baru saja digunakan untuk tanaman lain. Karena lahan yang tidak disiapkan dengan   pembersihan lahan rentan sekali untuk tumbuhnya hama dalam proses tumbuh tanaman berikutnya.

Meskipun sudah dibersihkan kemudian ditanami tanaman baru, proses pertumbuhan tanaman akan senantiasa beriringan dengan hama. Para petani akan senantiasa rajin untuk  membasmi hama yang tumbuh agar tanamannya  tumbuh dengan subur dan hasilnya menyenangkan. Kadang kalau sedang dirundung kemalasan petani terlambat untuk membersihkan hama disekitar tanamannya. Maka, dalam waktu yang tidak begitu lama tanaman yang harusnya tumbuh subur itu menjadi terlambat pertumbuhannya karena dikelilingi oleh hama yang sangat banyak sekali.

Begitupun bagi kita yang di rumahnya memiliki taman. Kita pasti menjumpai tumbuhnya tanaman bunga-bunga yang kita tanam itu beriringan dengan rumput-rumput liar yang mengiringinya di sela-sela tanaman utama. Apabila kita tidak rajin mencabuti rumput-rumput liar tersebut, maka pertumbuhan bunga yang  kita tanam akan terganggu bahkan memperburuk kecantikan taman tersebut. Perlu upaya berkala untuk  membersihkan taman , agar  tetap terlihat cantik, indah dan disukai banyak orang yang datang ke tempat kita.

Proses hidup manusia itu selayaknya tanaman yang ada di taman depan rumah kita ataupun tanaman-tanaman yang sedang ditanam oleh petani. Hidup manusia ternyata juga tidak terlepas dari yang namanya hama kehidupan. Lantas apa yang menjadi hama kehidupan  manusia?

Pikiran yang negatif atau prasangka buruk dalam bahasa agamanya, ternyata yang menjadi hama dalam kehidupan kita. Karena bagi orang yang berpikiran negative, apapun yang terlihat dalam proses hidup itu akan selalu terlihat negatif. Di manapun dia memandang, kemanapun kaki melangkah yang terlihat hanya keburukan. Bahkan perilaku kebaikan yang dilakukan oleh orang lain itupun akan terlihat buruk oleh orang-orang yang berpikiran negatif.

 

Selayaknya seperti hama dalam kehidupan bercocok tanam para petani, kalau pikiran negatif ini dibiarkan bercokol tumbuh di dalam hidup kita maka apa yang akan terjadi? Ya pertumbuhan jiwa manusia untuk menuju kematangan spiritual akan sangat terhambat, bahkan bisa terhenti ataupun turun drastis dalam kehidupannya.

Bahkan Allah SWT memperingatkan dengan tegas dalam QS. Al -Hujurat ayat 12: " Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka buruk itu dosa. Adakah sebagian kalian mencari-cari keburukan orang dan menggunjing satu sama lain. Adakah seseorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang".

Tegas disebutkan dalam ayat tersebut bahwa prasangka buruk atau pikiran negatif itu dosa. Dosa itu sesuatu yang menjadikan beban dalam hidup dan memunculkan kerak di dalam jiwa. Jelas perbuatan yang ditegaskan oleh Allah sebagai dosa itu menghambat pertumbuhan jiwa. Hal ini ibarat taman yang banyak ditumbuhi rumput liar, sehingga bunga pun terlihat semrawut dan tidak sedap dipandang.

Bahkan lebih ngeri sekali, ditegaskan dalam ayat tersebut bahwa berprasangka buruk atau berpikiran negatif itu diibaratkan memakan daging saudaranya yang sudah mati. Tentu hal ini sangat merusak pertumbuhan kejiwaan kita. Bagaimana tubuh dan jiwa akan sehat apabila asupannya adalah bangkai. Yang ada justru semakin menurun kualitas kejiwaan dan spiritalnya.

Belajar sebagaimana petani yang rajin mencabut tanaman-tanaman pengganggu yang menjadi hama bagi tanaman yang dibudidayakan. Kita juga harus rajin mewaspadai pikiran yang muncul di dalam diri agar tidak memandang secara negatif sesuatu yang ada di luar kita ataupun orang lain.  Orang harus rajin membersihkan kerak pikiran negatif didalam dirinya.

Pada Quran surat al-hujurat ayat 12 tersebut diperintahkan untuk bertakwa. Definisi taqwa dalam kaitan pembersihan pikiran negatif itu seperti yang disampaikan oleh Amirul Mukminin Umar Bin Khattab. Beliau menegaskan bahwa orang yang bertaqwa itu adalah orang yang sangat berhati-hati selayaknya pejalan yang melintasi jalan penuh dengan duri. Maka setiap saat kita harus belajar mewaspadai pikiran yang ada di dalam diri kita , agar tidak terjebak pada pikiran negatif atau prasangka buruk. Karena jebakan pikiran itu sangat halus dan setiap saat bisa terlintas dalam aktivitas kehidupan kita.

Lebih jauh di penghujung ayat ke-12 surat al-hujurat tersebut disebutkan bahwa Allah itu Maha penerima taubat. Itu sebenarnya sebuah sindiran yang sangat halus bagi kita yang sering berprasangka buruk atau berpikiran negatif untuk cepat-cepat bertaubat. Kita memohon ampun kepada Allah agar Allah membantu proses pembersihan pikiran negatif yang ada di dalam diri kita. Perbanyak istighfar dengan segenap kerendahan hati dan ketundukan pikiran.Bukankah Allah dzat yang maha penyayang sebagaimana di ujung ayat tersebut. Artinya kasih sayang Allah akan tercurah pada orang-orang yang senantiasa mewaspadai pikirannya dari pikiran negatif atau prasangka buruk dan cepat-cepat bertaubat ketika terlintas pikiran negatif dalam dirinya.

Terakhir belajar dari taman rumah depan kita yang bersih dari tanaman-tanaman liar pengganggu yang terlihat indah cantik dan mempesona. Maka orang yang senantiasa mewaspadai pikirannya dan membersihkan pikiran pikiran negatif atau prasangka buruk yang ada pada dirinya maka jiwanya akan tumbuh menjadi indah. Vibrasi dari jiwa yang indah itu akan memancarkan pesona bagi  orang lain serta alam secara luas. Mereka akan dengan senang hati hidup berdampingan dengan jiwa-jiwa yang terbersihkan dari prasangka buruk.

Menutup ngobrol kita ini, mari renungkan kata-kata Lillian Too dalam Inner Feng Shui " perhatikan hidup Anda. Dan Anda bisa membuat hidup penuh keberuntungan hanya dengan melihat segi-segi baik dari apa-apa yang telah terjadi. Dalam terang seperti ini, adakah keberuntungan yang lebih mengagumkan daripada kehidupan yang serba baik?".

Wallahualam bish-shawab

 

Desa Menari, 10 Januari 2023

Kang Tris

Murid Sekolah Kehidupan

2 komentar untuk "HAMA KEHIDUPAN"

  1. Alhamdulillah.....berarti keterlambatan saya di khusnudzoni....hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monggo pun sekecake kanjeng, ingkang baken mboten dados sarana alasan candakipun hahaha

      Hapus