MENGENALI SUMBER KEHIDUPAN

 

SUMBER KEHIDUPAN

 

Pada waktu masih dibangku sekolah, sangat menarik pelajaran tentang siklus kehidupan. Belajar dari asal muasal kelahiran manusia sampai mentok kepada manusia pertama. Lantas saat itu muncul pertanyaan khas anak-anak,lantas siapa pencipta manusia pertama.

Keterangan dari guru, bahwa semua diciptakan oleh Tuhan. Akal masih bertanya lanjut lagi, lantas siapa yang menciptakan Tuhan, dimana tinggalnya dan rentetan pertanyaan penasaran lainnya. Mungkin merasa belum waktunya mendapatkan jawaban yang berat, akhirnya mendapat jawaban bahwa Tuhan itu ghaib.

Muncul personifikasi tentang ghaib dari cerita-cerita horor khas kampung mengenai mahluk ghaib. Bahkan sampai memunculkan kesan apakah Tuhan juga menakutkan. Terus terang persepsi akan yang ghaib serba masih rancu. Bahkan terkesan sangat horor. Bahkan pengalaman masa kecil akan cerita ghaib membuat salah satu teman sampai sekarang kadang pulang kerumahnya dari sekitar desa masih takut kalau malam hari.

Pertanyaan yang tidak tuntas jawabannya, ternyata menyisakan tumpukan dan seperti benang kusut. Personifikasi Tuhan sebagai sumber segalanya semakin menjadi. Karena tidak menemukan jawaban yang tepat, menyeret saya pribadi pada keraguan berkepanjangan.

Saya, pernah mengalami fase sampai mempertanyakan extrim dan tidak percaya keberadaan Tuhan. Sampai pada masa tahun 2002,saya mengalami sakit cukup parah. Harus dirawat di ICU salah satu rumah sakit di Solo. Dititik kritis itu bayangan kematian begitu dekat. Hingga akhirnya, bagaimana kehidupan saya setelah mati, ketika ternyata ada pertanggungjawaban.

Pada saat sakit tersebut, terlintas pada salah satu pelajaran tentang keberadaan sumber kehidupan. Keinginan untuk mengenal muncul begitu kuat dalam ketidakberdayaan diri diantara selang infus. Ketika pikiran mentok, akhirnya yang ada pasrah. Dan dalam hati memohon untuk diberikan kehidupan lagi untuk belajar mengenal-Nya. Sebuah keajaiban yang saya alami. Saya bisa keluar dari rumah sakit jauh melampaui prediksi waktu dari dokter dan perawat.

Sepulang dari rumah sakit saya menjalani pemulihan dirumah. Setelah istirahat dirumah beberapa bulan, saya kembali ke Solo untuk belajar lagi. Mulai  terjadi pergeseran aktivitas. Saya mulai mendatangi forum maupun majelis untuk mengenal Tuhan Sang Pencipta. Hingga tahun 2004 saya ikut dalam majelis di daerah Makamhaji yang fokus pada perbaikan spiritual.

Disitu saya mendapatkan penjelasan tentang Allah SWT sebagai sumber kehidupan. Sang guru menyampaikan hadist qudsi "Aku pada mulanya adalah perbendaharaan yang tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal, maka Kuciptakan makhluk untuk memperkenalkanku pada mereka,  maka merekapun mengenal-Ku".

Lantas penjelasan dilanjutkan dengan pengenalan lebih rinci kepada Sang Pencipta. Beliau menyampaikan, QS. Al Baqarah ayat 255: " Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (mahluk-Nya),  tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang dilangit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa ijin-Nya. Dia mengetahui apa yang dihadapan mereka dan apa yang dibelakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan  bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya,  dan Dia Mahatinggi , lagi Maha Besar ".

Sang Sumber Kehidupan memperkenalkan dirinya melalui Ayat Kursi tersebut diatas. Allah SWT ternyata Tuhan yang sangat keren. Membenturkan batas logika tentang sosok Tuhan yang selama kurun waktu sebelumnya ter personifikasi. Ternyata Allah SWT melampaui batas-batas ke mahluk an. Jadilah mulai menemukan titik terang, meskipun masih sering  kabur kanginan perjalanan keimanan.

Tentang dinamika kehidupan terkadang menyudutkan kita pada titik-titik krisis kehidupan. Episode badai covid 19 seolah mengkritisi titik keimanan dalam diri. Beruntungnya, melalui rekomendasi seorang teman, saya bisa belajar di Sekolah Kehidupan. Dimana titik tolak pembahasan seperti mereview kembali fase pelajaran saya tentang waktu antara tahun 2004. Ternyata mengenal sumber kehidupan yang hakiki akan memunculkan ketenangan. Meskipun saya belum sepenuhnya mengenal Allah sebagai sumber kehidupan. Namun, meski masih ditataran kulit luar sudah memberikan rasa damai yang kadang sulit dijelaskan. Bukankah hal seperti ini yang selama ini kita cari ?

 

Desa Menari, 8 Januari 2023

Kang Tris

Murid Sekolah Kehidupan

Posting Komentar untuk "MENGENALI SUMBER KEHIDUPAN"