BUKAN TERPAKSA MENJALANI KEHIDUPAN

 


BUKAN TERPAKSA MENJALANI KEHIDUPAN

 

Tulisan saya dua hari berturut-turut mengkaji tentang pentingnya pengenalan bakat ( Tallents) dari sudut pandang motivasi spiritual. Mengingat bakat itu anugerah yang dititipkan kepada manusia, namun sering diabaikan. Tujuannya adalah agar kita tergugah untuk mengenali diri lebih lanjut.

Proses lebih lanjut, tentunya dalam rangka menjalankan peran kehambaan seoptimal mungkin. Bahasa gaulnya agar menjadi hamba yang powerful. Karena jelas-jelas kita diseru oleh Allah SWT untuk menjadi umat terbaik. Berbuat yang terbaik dalam rangka menjalankan peran sebagai khalifah di dunia ini.

Berbagai tanggapan tentang tulisan saya muncul. Menariknya, banyak yang belum mengetahui bakatnya. Sehingga ibarat menjalani kehidupan tanpa peta yang jelas. Karena bakat atau potensi bawaan ibarat peta yang telah didesain langsung oleh Allah SWT pada setiap manusia. Fase kehidupan banyak dihabiskan untuk coba-coba. Biaya dan waktu yang dikeluarkan untuk menebus roda perjalanan yang tidak sesuai peta itu sungguh mahal.

Tergelitik dengan salah satu komentar "menurut saya bakat tidak hanya bawaan aja kang tris tapi ada bakat karena dipaksakan, yang tadinya gak bakat jika diasah terus menerus bisa menjadi bakat". Komentar ini mungkin mewakili hampir sebagian besar para pendidik maupun pelaku kehidupan. Saya tidak menolak sepenuhnya, tapi juga tidak membenarkan. Hanya dalam hati saya bergema, masak sih menjalani hidup dengan keterpaksaan. Biasanya, sesuatu yang dipaksa ada sesuatu yang dikorbankan. Tidak bisa sepenuhnya lepas menjalani kehidupan ini. 

Menarik untuk dipahami dalam kerangka berpikir yang benar tentang definisi bakat. Kita mengacu pada pendapat M. Musrofi salah satu pakar dan praktisi pemetaan bakat. Bakat (tallents) berbeda dengan keahlian (skill) dan ilmu pengetahuan (knowledge). Bakat sudah ada di dalam diri kita. Terinstal sejak kita diciptakan bahkan masih di dalam rahim.

Sedangkan ilmu pengetahuan dan keahlian yang ada pada diri kita saat ini datangnya dari luar diri. Untuk menguasai keahlian dan pengetahuan, kita perlu mempelajarinya. Sedangkan bakat tidak perlu kita pelajari untuk memperolehnya. Pengetahuan adalah apa yang kita ketahui. Keahlian adalah kemampuan melakukan langkah demi langkah dari sebuah aktivitas.

Contoh nyata dalam kehidupan perbedaan ketiganya. Seorang akuntan tentu memiliki keahlian menghitung. Keahlian ini dapat dipelajari. Tetapi kalau orang tidak berbakat menghitung, dia tetap bisa menghitung dari proses belajar. Dia tidak mencintai aktivitas menghitung. Dia akan mudah bosan apabila aktivitas menghitung terus berulang dalam kehidupannya. Maka kunci bakat adalah enjoy ( senang) dalam melakukan aktivitas yang terus berulang.

Maka menanggapi komentar tulisan sebelumnya, bahwa bakat bisa dipaksakan kuranglah tepat. Pengetahuan atau keahlian lah yang bisa muncul karena paksaan hingga menjadi kebiasaan. Hasil yang dipaksakan tidak akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Anak yang berbakat matematika dengan yang tidak sama-sama bisa belajar hal yang sama. Tetapi yang berbakatlah yang akan mencapai hasil optimal jauh melampaui orang yang tidak berbakat.

Maka langkah yang harus dilakukan adalah mengenali bakat apa yang sudah dititipkan pada kita. Allah memberikan sarana ini untuk menunjang peran kita dalam kehidupan. Bukankah kehidupan seperti sebuah permainan. Dimana setiap pemain memiliki peran masing-masing untuk memunculkan pementasan yang indah. Begitupun keanekaragaman bakat adalah untuk saling melengkapi satu dengan lainnya. Bakat bukan satu-satunya jalan kesuksesan. Tetapi bakat adalah bahan utama yang telah disiapkan. Terserah masing-masing mau menggunakan atau tidak.

Yuk kenali bakat anda. Agar kita tidak dipaksa dan terpaksa menjalani kehidupan. Sarana kehidupan ( urusan duniawi) akan lebih mudah diupayakan bagi orang yang memanfaatkan bahan yang disediakan Sang Pencipta. Allah juga menghendaki kemudahan kehidupan bagi kita. " Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu" ( QS. Al Baqarah: 185).


Wallahu a'lamu Bish-Showab

Desa Menari, 13 April 2023

Kang Tris

Pembelajar Kehidupan & Tallents Mapping Provider


Posting Komentar untuk "BUKAN TERPAKSA MENJALANI KEHIDUPAN"