JALUR MENUJU PELAJAR BERPRESTASI

 


JALUR MENUJU PELAJAR BERPRESTASI

Orang tua senantiasa punya harapan agar anaknya sukses menempuh pendidikan. Guru apalagi, karena itu akan menandai keberhasilan proses pengajaran. Salah satu tolok ukur pelajar dianggap sukses belajar adalah berprestasi secara akademik. Ini bukan upaya yang bisa ditempuh dengan mudah, bim salabim langsung jadi. Maka, pendidikan hakikatnya adalah menempuh jalan kesabaran.

Pendidikan merupakan proses panjang untuk menyemai harapan, karakter dan hasil yang diidamkan. Semua butuh waktu. Kesabaran harus dijalani tiga pihak sekaligus, yaitu orang tua, siswa dan guru. Tanpa kesatuan rasa menempuh jalan kesabaran, maka output pendidikan juga kurang matang. Ibarat buah matang belum waktunya. Terlihat ranum menggoda, ternyata hasil karbitan. Sungguh mengecewakan akhir yang dituai.

Hasil belajar yang baik ditandai dengan prestasi belajar. Maka ada slogan sukses akademik. Pertanyaan lanjutannya adalah, bagaimana agar siswa bisa sukses secara akademik. Kita semua memaklumi bahwa prestasi belajar tiap siswa pasti berbeda. Hal ini wajar,karena memang dinamika itu muncul karena adanya perbedaan. Namun yang perlu kita renungkan bersama adalah bagaimana agar prestasi akademik bisa merata.

Stigma yang muncul disebagian masyarakat anak yang tidak berprestasi secara akademik sering dikategorikan siswa yang bodoh. Sebuah justifikasi yang justru mengkerdilkan kejiwaan anak itu sendiri. Padahal berulang kita sering mendengar, tidak ada anak yang bodoh, hanya belum menemukan pola pembelajaran yang tepat. Maka kita perlu mencari upaya bersama agar anak bisa dilejitkan prestasi belajarnya.

Sudut pandang ilmu potensi bawaan menginformasikan kepada kita tentang dua instrumen untuk menunjang prestasi akademik siswa. Pertama adalah mengetahui gaya belajar bawaan. Kedua memahami sumber motivasi bawaan siswa. Karena berulang kita obrolkan, keliru pendekatan akan berdampak fatal.

Pemetaan potensi bawaan memberikan informasi kepada kita tentang enam gaya belajar seseorang. Secara umum dalam ilmu pendidikan dikenal dengan visual, auditori dan kinestetik. Ternyata sebarannya dalam pemetaan potensi bawaan lebih detail lagi, yaitu visual teks, visual spasial, auditori musikal, auditori bahasa, kinestetik gerak dan kinestetik sentuh.

Penggambaran gaya belajar tersebut akan menentukan bagaimana seseorang belajar. Serta bagaimana seharusnya metode yang pada seseorang menyerap pembelajaran. Dalam dunia pembelajaran akhirnya akan memunculkan konsep gaya mengajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa. Sebab keliru cara akan berpengaruh pada hasil penyerapan materi pembelajaran.

Berikutnya, dalam ilmu pemetaan bakat bawaan dikenal adanya sumber motivasi bawaan. Tiap orang memiliki sumber motivasinya sendiri. Sumber motivasi bawaan memberikan penjelasan mengenai bagaimana cara seseorang merespon informasi yang diterima. Dibedakan menjadi empat sumber motivasi, yaitu kognitif learning, affectif learning, critical tinking learning  dan reflektif learning.

Sumber motivasi bawaan memberikan tuntunan tentang bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain agar efektif. Bukankah kita sama-sama mengerti, bahwa komunikasi adalah salah satu kebutuhan utama manusia. Bahkan sebagian besar waktu manusia dihabiskan untuk berkomunikasi. Pola komunikasi yang tidak tepat dengan karakter siswa akan mempengaruhi motivasi belajarnya. 

Secara khusus kita ikut prihatin dengan kasus-kasus yang terjadi dilingkup dunia pelajar. Kemarin kami ngobrol dengan salah satu teman yang berprofesi sebagai guru. Terceletuk dalam obrolan tentang siswanya yang sering mogok belajar. Setelah obrolan cukup panjang, kita akhirnya bisa menarik benang merah adanya pola pendekatan yang kurang pas dengan karakter anak. Mungkin ini juga bisa terjadi dibanyak tempat pembelajaran.

Kasus lain yang sering kita dengar juga tentang adanya kenakalan pelajar  Disamping karena faktor loyalitas kelompok dan kesamaan nasib, bisa jadi itu adalah bentuk letupan pemberontakan dari diri si pelajar atas kondisi dirinya. Biasanya hal itu dilakukan oleh para siswa yang secara akademik bermasalah. Beban pembelajaran, tekanan lingkungan dan self kontrol yang rendah akan meledak dalam bentuk pemberontakan.

Tugas kita bersama adalah bagaimana berkontribusi sesuai porsi kita masing-masing untuk ikut mengawal generasi emas bangsa. Karena pendidikan adalah kunci kemajuan sebuah bangsa. Salah satu caranya adalah dengan merancang metode pembelajaran yang menyenangkan. Bukan sebatas pada uforia dan selebrasi. Tetapi lebih kepada pembelajaran yang sesuai karakter siswa. Idealnya orang tua dan guru sama-sama mengetahui tentang karakter dasar anak. Sehingga ada langkah yang seiring sejalan di sekolah maupun di rumah. Sehingga jalur menuju siswa berprestasi bisa disepakati bersama kedua belah pihak. Pertanyaannya adalah, berapa banyak orang tua yang mengetahui hasil pemetaan potensi bawaan anak? Selanjutnya, sudahkah sekolah membuat peta potensi bawaan siswa? Adakah data tentang gaya belajar siswa? Pahamkah orang tua dan guru tentang gaya mengajar dan memotivasi yang sesuai karakter bawaan anak? Kalau itu belum, rasanya jalur prestasi akademik hanyalah milik sebagian siswa yang kebetulan menemukan tempat yang pas. Padahal semua siswa memiliki hak yang sama untuk mendapatkan lahan belajar yang mengoptimalkan diri, sehingga menjadi siswa yang berprestasi. Mari kita berbenah bersama.


Wallahu A'lamu Bish-Showab

Desa Menari, 30 April 2023

Kang Tris

Pembelajar Kehidupan & Fasilitator Pemetaan Bakat


Posting Komentar untuk "JALUR MENUJU PELAJAR BERPRESTASI"