MELEJITKAN PERAN HAMBA DENGAN OPTIMALISASI POTENSI
Pembahasan sebelumnya tentang QS. Al 'Alaq ayat 1-5 telah mendorong kita untuk merenungi lebih lanjut tentang pentingnya mengenali bekal kecerdasan yang diberikan. Hal ini semata- mata untuk memaksimalkan penghambaan kita kepada Allah SWT. Jalan apapun yang dipilih, asalkan dibenarkan secara syariat dan diniatkan untuk beribadah pasti akan mendorong seseorang pada proses lompatan diri.
Momentum ramadhan kali ini saat yang tepat untuk mengupas lapisan diri agar kita bisa berperan lebih baik diwaktu berikutnya. Sebagai kelanjutan tentang pentingnya memahami diri. Mari kita renungkan QS. Al Israa' (17) : 84 " Qul kulluy ya'malu 'ala syaakilatih, fabrabbukum a'lamu biman huwa ahdaa sabiila. Artinya : Katakanlah " setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya".
Buya Hamka dalam tafsir Al Azhar juz 15 menjelaskan kata syaakilah yang terdapat pada ayat tersebut diatas diartikan 'bawaan' atau 'bakat'. Beliau menjelaskan lebih lanjut, bahwa tiap-tiap manusia itu ada pembawaannya masing-masing yang telah ditentukan oleh Allah SWT sejak masih dalam rahim. Pembawaan atau bakat, Allah ciptakan bermacam-macam, sehingga yang satu tidak serupa dengan yang lain. Maka menurut ayat tersebut, manusia diperintahkan bekerja selama hidup di dunia ini, menurut bawaannya masing-masing.
Beberapa ahli tafsir lain seperti Mujahid dan Al-Farra' juga menjelaskan kata syakiilatihi dengan tabiat atau pembawaan diri. Betapa Maha Kuasanya Allah yang menjadikan perbedaan disetiap hambaNya. Perbedaan potensi bawaan adalah untuk memberikan jalan pengabdian terbaik sesuai keunggulannya. Serta untuk saling bekerjasama dalam rangka menutupi kelemahannya. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Ketidaksempurnaan inilah menunjukkan bahwa kita memang sebatas hamba yang diciptakan.
Pada penghujung ayat Allah menegaskan Beliau yang lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. Benar jalan secara lugas dan umum adalah orang yang meniti jalan yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW. Namun lebih lanjut kita juga bisa mentadaburi bahwa benar jalannya adalah dengan mengenal potensi bawaan atau bakat ( tallents) yang diinstal di dalam dirinya. Kemudian mengembangkan bakat tersebut untuk menjadi manusia yang berbuat terbaik (ahsanu 'amalaa). Peran yang dijalankan sesuai bakat semata-mata untuk membentuk mozaik indah kehidupan tentang kesempurnaan Allah SWT.
Perenungan lebih jauh akan mendorong pada kita masing-masing. Sudahkah kita mengenal bakat atau tabiat bawaan kita masing-masing? Sering kita mengenal ungkapan tentang bakat terpendam. Ada dua makna disini dalam memandang bakat terpendam. Pertama, ketika kita melihat orang yang biasa-biasa saja. Namun dimomen tertentu kita melihat lompatan potensi yang jarang diketahui. Akhirnya kita berujar, rupanya kamu memiliki bakat terpendam yang harus dikembangkan.
Kedua, secara berkebalikan kita bisa berseloroh bakatnya betul-betul terpendam. Artinya sejak lahir sampai meninggal orang tersebut belum tergali bakatnya. Sehingga bakat bawaan yang diinstal ikut terkubur tanpa termanfaatkan secara optimal. Maka orang seperti ini dikategorikan menyia-nyiakan anugerah yang telah diberikan. Tentunya tidak bisa masuk barisan umat terbaik dong. Yuk segera insaf mumpung belum terlambat.
Menuju momentum Lailatul Qadar saatnya bagi kita untuk menancapkan keinginan yang kuat untuk menjadi pribadi yang powerful. Yaitu seorang hamba yang bisa mengenal bakat bawaannya, mengelola dengan baik, serta mengoptimalkan dalam peran terbaik. Sehingga keberadaan kita di dunia penuh arti, memberi makna dan meninggalkan jejak kebaikan untuk generasi mendatang.
Lantas ada yang berpikir lebih mendalam bagaimana cara mengenali bakat bawaan. Adakah cara untuk menggali sesuatu yang diinstal langsung oleh Sang Pencipta. Sesuatu yang digariskan oleh Allah adalah fitrah untuk mesti menjadi panduan perjalanan kehidupan. Dahulu mungkin kita masih bingung dengan berbagai informasi futuristik dalam Al Qur'an. Namun seiring kemajuan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi betul-betul menjawab informasi dalam Al Qur'an. Termasuk didalamnya bagaimana mengetahui jejak genetik serta potensi masing-masing orang. Pertanyaannya, sudahkah kita familiar dengan teknologi tersebut? Mari bersama-sama ngaji diri untuk menjadi pribadi penuh arti. Ndak sabar ya untuk segera tau hehehe. Eits tunggu diepisode berikutnya.
Wallahu a'lamu bish-showab
Desa Menari
12 April 2023
Kang Tris
Pembelajar Kehidupan & Tallent Mapping Provider
Posting Komentar untuk "MELEJITKAN PERAN HAMBA DENGAN OPTIMALISASI POTENSI"