ANAKKU MOGOK BELAJAR
Sinar matahari di pelataran pendopo Berseri Desa Menari terasa hangat. Seperti biasa, kami berbagi tugas dalam pekerjaan rumah tangga. Selepas mencuci, saya bergegas ke halaman untuk menjemur pakaian.
Belum selesai, sudah datang tamu yang berkunjung. Kali ini dua orang ibu dari salah satu sekolah di wilayah tempat tinggal kami. Maksud kedatangan beliau adalah untuk mengadakan program ngobrol bagi para guru. Rupanya tulisan-tulisan pendek saya telah memantik kegelisahan bersama hehehe.
Setelah menyampaikan maksud kedatangan. Kami melanjutkan obrolan seputar pendidikan dan pengasuhan berbasis bakat bawaan. Kami sama-sama merenungi kesalahan-kesalahan yang mungkin bisa terjadi dalam pengasuhan selama ini.
Betapa naif, karena kita masih sering melandasi pengasuhan sebatas ingatan yang membekas, maupun pengalaman masa lalu. Ini ibarat lingkaran setan yang berbahaya. Karena pengasuhan tanpa ilmu yang jelas.
Sampailah pada salah satu ibu yang menyampaikan kondisi anaknya yang kini mogok belajar. Hal ini ternyata tidak hanya terjadi sekali. Sisi lain yang menghawatirkan adalah si anak mencari kambing hitam. Orang tua disalahkan, karena mendorong si anak untuk sekolah.
Bisa jadi ini terjadi pada banyak orang tua. Namun, bagi orang tua yang kurang wawasan justru anak yang dikorbankan. Disalahkan dan menjadi pelampiasan kemarahan. Bukan mereda, justru jadi bom waktu tekanan kejiwaan lainnya.
Ibu yang mengutarakan adalah orang terdidik dengan kematangan pengalaman. Namun dalam batas tertentu memang butuh tempat untuk bercerita. Meskipun belum menemukan solusi, tapi itu sudah meringankan beban dalam diri.
Kembali pada kasus anaknya yang mogok belajar. Dari sudut pandang ilmu potensi bawaan. Lagi-lagi saya mengatakan, tentang pentingnya mengenal ini sejak awal. Semakin dini semakin bagus. Karena kita bisa bersikap dengan benar sesuai karakter dasar si anak.
Kasus mogok belajar harus dilihat dari berbagai sisi, agar melihatnya bisa pas. Ketika kedua orang tua sudah mengasuh dengan pendekatan yang benar. Kok masih terjadi mogok belajar. Dimana letak salahnya.
Perlu dirunut bagaimana pola pengajaran disekolah. Karena kita juga perlu sama-sama legowo mengakui. Belum semua tenaga pendidik bisa menjalankan proses pengajaran berbasis karakter anak. Peta potensi siswa belum semua sekolah memilikinya.
Oke, kalau orang tua dan guru sudah melakukan pendekatan yang pas. Kita juga perlu mengecek lingkungan pergaulan. Teman bermain dan masyarakat sekitar kita bisa jadi sebagai pemicunya. Repotnya, ini bisa menjadi pemicu yang rawan. Karena berhadapan dengan banyak pihak.
Berkaca dari hal ini, mengenali potensi bawaan sejak dini berfungsi dua. Pertama sebagai acuan proses pengasuhan yang selaras dengan diri si anak. Kedua, sebagai upaya antisipasi agar kejadian serupa bisa diminimalkan. Kalau sudah terjadi yang perlu dilakukan tahapan terapi.
Wallahu A'lamu Bish-Showab
Desa Menari, 16 Mei 2023
Kang Tris DM
Founder LPSDI Win Solution
Posting Komentar untuk "ANAKKU MOGOK BELAJAR"