BERCERMIN MELALUI PEMETAAN POTENSI BAWAAN

 


BERCERMIN MELALUI  PEMETAAN POTENSI BAWAAN

Saya dan istri melakukan tes pemetaan potensi bawaan sekitar tahun 2015. Saat melihat hasil tes kemudian dilakukan konsultasi, kami merasa seperti sedang bercermin. Ketika melihat aspek demi aspek yang diungkap, kami menemukan banyak kecocokan di diri kami.

Kami bersepakat untuk kemudian menggali potensi bawaan anak-anak kami. Dari sudut pandang ilmu psikologi jelas ini menjadi salah satu instrumen penting bagi pengembangan diri. Bahkan bisa dikatakan sebagai pondasi.

Saya secara pribadi berminat pada  ilmu psikologi sejak SMA. Kemudian berkesempatan belajar ilmu ini dimasa kuliah. Meskipun tidak menguasai di instrumen Psikometri. Konsentrasi minat saya di bidang pengembangan SDM tetap ada. Terbukti, sejak kuliah hingga saat ini aktivitas saya diseputar pengembangan SDM.

Ketika membaca hasil tes pemetaan potensi bawaan saya semakin tertegun. Manusia memang unik. Betapa Maha Kuasanya Allah SWT mendesain manusia lengkap dengan blue print potensinya. Maka, kami sekeluarga berusaha untuk memandu perjalanan hidup salah satunya dengan hasil pemetaan potensi.

Sebagai orang tipe kognitif, tidak serta merta kami mengiyakan hasil tes. Meskipun saat dibacakan hasilnya, sekali lagi seperti orang bercermin. Butuh beberapa tahun kami belajar mempraktekkan hasil tes pada aktivitas.  Terutama dalam mengawal perkembangan anak. Kami lihat hasilnya sangat membantu dalam mengasuh anak-anak.

Saya secara pribadi mulai tergelitik untuk ikut urun rembug bagi pengembangan SDM. Terlebih, sejak dikeluarnya kebijakan program merdeka  belajar. Wah ini pas, batin saya. Tetapi krentek itu masih saya tahan. Karena saya berprasangka baik. Pasti kurikulum merdeka sudah dilengkapi dengan detail panduan pengembangan potensi (bakat dan minat siswa).

Kesadaran saya tersentak begitu ada hasil riset ICCN tahun 2017 mengenai dominannya mahasiswa salah jurusan. Terlebih setelah beberapa kali menerima kunjungan merdeka belajar. Kok sepertinya masih ada yang kurang ya.

Kurun waktu dua tahun terakhir saya cukup intens berinteraksi dengan para pendidik. Dari level TK sampai perguruan tinggi. Ketika saya tanya tentang implementasi kurikulum merdeka. Kebanyakan dari mereka masih mengeluhkan pada beban administrasi yang justru bertambah. Loh, para pengajar kok malah tidak ikut merdeka.

Saya coba gali lagi lebih jauh tentang desain pembelajaran. Sudahkah sekolah memiliki peta potensi siswa. Apa bakat siswa dan karakter dasar lainnya. Sebagian besar belum memiliki basis data yang kuat. Terlebih ketika saya tanya instrumen apa yang digunakan untuk mengenali potensi dasar siswa. Jawaban sebagian besar dari mereka, belum memiliki.

Dengan segala keterbatasan yang saya miliki. Serta modal pengalaman kami dalam keluarga. Penting dan genting sepertinya untuk ikut urun gagasan tentang pengasuhan. Catatan besarnya, kami masih sangat jauh dari kebenaran dan ideal untuk menjadi acuan. Jadi kami siap dengan masukan maupun kritikan ketika nekat ikut cawe-cawe urusan pengasuhan.

Jadilah pada bulan Ramadhan 2023,  saya mulai membuat catatan pengasuhan berbasis potensi bawaan. Karena itu yang sudah kami lakukan. Maka, sebagian contoh dalam tulisan adalah pengalaman kami. Memang terkesan sangat subyektif. Maka, sangat terbuka ruang ketidaksamaan pandangan. Itu sah dan wajar.

Ternyata, mulai banyak yang tergelitik dengan coretan-coretan sederhana. Akhirnya mulai banyak pertanyaan yang masuk. Ada juga yang meluangkan waktu khusus untuk ngobrol santai pengasuhan berbasis potensi bawaan. 

Rasa penasaran mungkin bergelayut di benak sebagian orang. Bertanya-tanya, apa potensi atau bakat bawaan saya. Maka, mengobati penasaran ada yang minta tes potensi bawaan dengan metode Psikobiometri (Fingerprint Analisys) di tempat saya.

Catatannya, saya senantiasa menyampaikan. Hasil tes tidak bersifat mutlak dan valid. Karena outputnya adalah range dan ruang potensi. Serta seyogyanya dipadukan dengan tes lain. Termasuk dengan metode Psikometri.

Ketika hasil tes saya bacakan pada sesi konsultasi. Kebanyakan dari mereka juga merasa seperti sedang bercermin. Ada yang mulai menjadikan hasil tes sebagai peta perjalanan diri. Sebagaimana kami yang merasakan manfaat. Ternyata mereka juga mendapatkan manfaat dari hasil tes dan diskusi untuk perbaikan diri.

Bola ini sudah terlanjur  dilemparkan. Maka tidak ada kata mundur lagi. Mungkin memang ini momentum yang pas untuk ikut urun rembug bagi perbaikan SDM. Karena saya meyakini perbaikan masyarakat bermula dari perbaikan keluarga. Itu dimulai dari perbaikan diri.

Tentu tema spesifik yang kami angkat terkadang kontroversial. Bahkan ada sahabat yang mengingatkan. Tidak penting mengetahui potensi bawaan kalau pribadinya tidak baik. Yang penting itu jadi orang baik meski tidak sukses. Its ok. Tidak masalah yang punya pilihan dan cara pandang seperti itu.

Kami hanya berusaha untuk bisa menjadi setitik debu bagian dari solusi perbaikan. Dan biarlah ruang-ruang lainnya diisi para penempuh kehidupan lainnya. Karena kami menyadari sepenuhnya. Harmoni indah itu muncul dari kerjasama dan saling melengkapi. Mari saling berkontribusi. Semoga Allah merahmati dan meridhoi upaya yang kita lakukan.


Wallahu A'lamu Bish-Showab

Desa Menari, 23 Mei 2023

Kang Tris DM

Pembelajar Kehidupan

Posting Komentar untuk "BERCERMIN MELALUI PEMETAAN POTENSI BAWAAN"