HARDIKNAS DAN TANTANGAN IMPLEMENTASI TRI SENTRA PENDIDIKAN
Hari ini pas tanggal 2 Mei. Cocok untuk ngobrol lagi tentang pendidikan. Karena ini tanggung jawab bersama, bukan hanya sepihak yang berkecimpung di dunia pendidikan saja.
Pendidikan adalah kebutuhan dasar setiap manusia. Orang yang terdidik adalah mereka yang menjalani hidupnya dilandasi ilmu. Bukan monopoli orang yang belajar di bangku pendidikan belaka.
Mari kita renungkan sejenak tentang tri sentra pendidikan yang dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara. Beliau menuturkan "di dalam hidupnya anak-anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda".
Beliau juga menjelaskan bahwa pendidikan merupakan tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Artinya perkembangan keutuhan diri harus ditopang dengan pendidikan.
Ki Hajar Dewantara melanjutkan, Adapun maksudnya pendidikan,yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Mari kita renungkan secara mendalam nasihat beliau tersebut. Maka kita bisa menarik kesimpulan, bahwa pendidikan adalah kewajiban yang harus ditempuh semua manusia.
Terkait untuk mewujudkan tri sentra pendidikan, maka gerak bersama semua stakeholder pendidikan tidak terelakkan. Orang tua, guru dan masyarakat harus menjadi pembelajar yang sesungguhnya.
Lingkungan keluarga menjadi tempat menyemai nilai-nilai agama, etika dan moral. Orang tua sebagai figur pendidik utama. Karakter anak akan sangat dipengaruhi oleh karakter orang tuanya.
Lingkungan pendidikan menjadi tempat tumbuh kembangnya nilai-nilai keluarga. Mengasah potensi bawaan setiap anak untuk kemudian mekar menjadi tunas-tunas yang siap untuk di tanam dalam kehidupan.
Lingkungan pergerakan atau masyarakat menjadi tempat pergulatan nyata hasil pendidikan keluarga dan sekolah. Masyarakat adalah laboratorium dimana anak akan menjadi manusia seutuhnya.
Tantangan Pembelajaran
Pertanyaan mendasarnya adalah, sudahkah tri sentra pendidikan berjalan sesuai peran masing-masing. Saling mengisi satu dengan lainnya. Ataukah pendidikan tertumpu pada satu titik sentra pendidikan saja.
Kesadaran untuk optimasi peran masing-masing sentra menjadi mendesak. Terlebih dengan konsep merdeka belajar yang harus digerakkan bersama dari semua stakeholder.
Tri sentra pendidikan memberikan sinyal untuk terwujudnya masyarakat pembelajar. Orang tua harus terus belajar. Karena anak-anak punya tantangan zamannya sendiri. Orang tua yang jadul justru menumpulkan karakter anak.
Guru juga harus terus belajar. Karena guru adalah sumber pengetahuan. Analoginya, air yang tidak dialirkan akan menjadi potensi penyakit. Guru yang tidak mau belajar juga menyumbat keberkahan pengetahuan.
Masyarakat harus didorong untuk belajar. Gerakan literasi sosial harus diupayakan dengan serius. Karena masyarakat menjadi kawah candradimuka bagi anak. Kita perlu menyiapkan lingkungan yang baik bagi tumbuh kembang anak.
Perenungan yang harus dilakukan adalah, sudahkah semangat belajar terdistribusi merata di masing-masing sentra pendidikan? Ataukah konsep belajar sebatas terhenti pada ruang transaksional belaka? Mari berbenah bersama.
#hardiknas2023#merdekabelajar#pendidikan#sekolahunggul#ayosekolah#pemetaanbakat #bakatbawaan #bakat #anakmerdeka #kemendikbud
Wallahu A'lamu Bish-Showab
Desa Menari, 2 Mei 2023
Kang Tris Desa Menari
Pembelajar Kehidupan & Fasilitator Pemetaan Bakat
Posting Komentar untuk "HARDIKNAS DAN TANTANGAN IMPLEMENTASI TRI SENTRA PENDIDIKAN"