MEMFOKUSKAN KECERDASAN MAJEMUK
Ada pertanyaan menarik dari seorang teman. Kalau ada seseorang yang memiliki kecerdasan majemuk yang merata bagaimana? Beliau lantas melanjutkan, misal terlihat menonjol 6-7 potensi bawaan yang terekspresikan dalam kecerdasan majemuk G.Hardner pada obrolan sebelumnya.
Wow, amazing kata saya dalam hati. Kita memang tidak asing istilah orang genius. Sebuah anugerah yang patut disyukuri. Orang tua, guru dan masyarakat juga akan bangga pada anak yang jenius.
Ibarat kecerdasan dasar (potensi bawaan) itu senjata. Ada yang dibekali dengan satu dua senjata. Namun ada yang dimampukan membawa banyak senjata. Lantas apa yang harus dilakukan?
Seringkali kita menemui anak atau seseorang yang dianggap serba bisa. Tapi, sedikit dari mereka yang menghasilkan karya spektakuler. Problemnya, justru pada fokus yang kabur. Konsentrasi yang terpecah. Sehingga potensi unggul bawaannya serba nanggung.
Lantas apa yang harus dilakukan? Pertama, asah beberapa bakat yang lebih menonjol. Memang pada usia anak-anak masih bersifat random. Maka mengasahnya beberapa bakat (kecerdasan). Caranya dengan ikutkan komunitas sesuai bakat. Kalau di sekolah bisa extrakurikuler.
Kedua, amati dengan jeli diantara bakat yang diasah tersebut mana yang paling kuat hasilnya. Mulai fokuskan pada potensi tersebut. Ketiga, arahkan untuk menemukan pembimbing (coach) sesuai bakat yang paling menonjol. Pembimbing pasti punya menu khusus untuk menajamkan kemampuan.
Keempat, minta anak membuat karya secara berkala perminggu pada masing-masing bakat yang di fokuskan. Dokumentasikan karya-karya tersebut hingga menjadi portofolio anak.
Konsistensi proses akan menajamkan kecerdasan bawaan menjadi kekuatan. Karena percuma, punya potensi kalau tidak menjadi kekuatan. Akhirnya akan terhenti pada ukuran biasa-biasa saja.
Kelima, setelah kekuatan terbentuk pada salah satu potensi yang menonjol. Bisa mengarah pengembangan pada potensi unggul lainnya. Namun, meskipun kecerdasan bawaannya merata. Pasti suatu saat akan menonjol pada salah satunya. Sedangkan yang lain menjadi kekuatan pendukung.
Keenam, ajari anak tentang manajemen diri. Karena terkadang, anak yang kecerdasan majemuknya merata unggulnya mengalami kebingungan pada pilihan mana yang harus dikuatkan.
Catatan khusus pada anak-anak jenius terkadang memiliki manajemen emosi yang kurang stabil. Hal ini, karena mereka memiliki ambisi yang lebih dibandingkan lainnya. Maka, belajar penerimaan diri juga penting. Anak harus diajari menerima ketika ada hal yang tidak tercapai.
Penguatan sisi spiritual juga sangat penting. Disamping suplai makanan yang bergizi dalam porsi lebih. Mengingat energi yang dikeluarkan anak jenius itu lebih besar. Walaupun tidak terlihat. Sedangkan pengolahan spiritual secara sistematis akan mengkonversi pada suplay energi yang stabil.
Hal ini penting diperhatikan. Sebab beberapa kasus dilapangan. Anak-anak jenius memiliki pola dan suplay enargi yang kurang stabil. Hal ini bisa memicu ketidakstabilan emosi dan kesehatan.
Analogi sederhana yang bisa saya ungkapkan. Karena butuh energi besar untuk menopang potensi kecerdasan yang luar biasa. Kadang, dirinya termasuk orang tuanya lupa untuk menge-charge baterai energi diri.
Kealpaan ini berdampak pada baterai energi diri yang low. Akhirnya berdampak buruk pada kesehatan dirinya. Ini memang belum saya baca risetnya. Tetapi pengalaman lapangan menemukan beberapa kasus seperti itu.
Maka, syukuri anugerah potensi diri yang lebih dibanding lainnya. Kelola dengan baik agar memberikan manfaat besar bagi kehidupan. Terpenting juga perhatikan suplai energi. Agar keunggulan ini tidak menjadi buah simalakama.
Wallahu A'lamu Bish-Showab
Desa Menari, 23 Mei 2023
Kang Tris DM
Founder LPSDI Win Soluliton
Posting Komentar untuk "MEMFOKUSKAN KECERDASAN MAJEMUK"