MENEMPUH JALAN PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT

 

Para Murid Sekolah Kehidupan Salatiga Sedang Upgrade Pembelajaran

 MENEMPUH JALAN PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT

Masih dalam semangat Hardiknas 2023. Sangat perlu bagi kita segenap komponen bangsa memompa semangat memajukan pendidikan nasional. Karena salah satu tolok ukur kemajuan bangsa terletak pada sektor pendidikan.

Mengingat pentingnya pendidikan, bahkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW bersabda "mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan" ( HR. Ibnu Abdil Barr).

Pendidikan atau mencari ilmu bukan dikotomis hanya pada lembaga formal saja. Alam terbentang sebagai guru kehidupan. Setiap kejadian adalah sarana pembelajaran.

Orang yang enggan belajar dalam hidup, berarti telah menutup langkahnya sendiri. Hidupnya mudah goyah dihempas persoalan. Mudah tersesat dalam gelapnya jalan kehidupan.

Imam Syafi'i menegaskan "ilmu adalah cahaya". Jadi orang yang tidak mau belajar sepanjang hayat, sejatinya mematikan obor dalam hidup. Padahal perjalanan kehidupan itu seperti meniti jalan digelap malam.

Belajar sepanjang hayat adalah dalam rangka mengurai persoalan. Karena selama kita masih hidup pasti akan diberikan persoalan kehidupan. Jadi wajarnya orang hidup itu memang melekat dengan persoalan.

Kalau sudut pandang kita benar seperti ini, tidak sepantasnya kita terus mengeluh. Terpuruk dalam gundah gulana. Apalagi membandingkan dengan kehidupan orang lain. Karena persoalan sudah sesuai takaran masing-masing.

Pertanyaan yang justru perlu kita ajukan pada diri adalah, apakah dalam menyelesaikan persoalan sudah sesuai dengan yang dikehendaki pembuat soal kehidupan? Ataukah justru kita terjebak pada otak atik gatuk mencari jalan pemecahan sendiri.

Kita perlu melanjutkan kalam dari Imam Asy-Syafi'i Ra agar pemahamannya utuh. "Ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada pemaksiat". Syarat untuk menangkap cahaya ilmu adalah dengan pembersihan diri. Begitu kiranya tadabur yang bisa kita ambil dari dawuhnya Imam Syafi'i tersebut.  

Berkaca dari itu, berarti pokok pelajaran ilmu kehidupan yang harus ditempuh adalah materi tentang cara membersihkan diri. Ini harus melalui jalan bimbingan para penempuh yang telah menjalani dan melewatinya.

Sekali lagi siapa yang wajib belajar? Setiap insan yang masih merasa hidup dan memiliki persoalan kehidupan. Bagi yang tidak merasa ya akan dibiarkan tersesat. Tetapi baik merasa maupun tidak merasa akan tetap sama dihadapkan pada yaumul hisab.

Kalau dikasih pilihan, sebagai orang yang wajar, tentu kita tidak mau tersesat dong. Maka teruslah belajar agar bisa membedakan jalan mana yang harus ditempuh, menuju mulia atau sengsara.

Bahkan Bapak Pendidikan Bangsa kita menegaskan dengan jelas "dengan ilmu kita menuju kemuliaan". Ayo pilih untuk hidup mulia atau hidup terhina? Ndak usah nyontek pilihannya ya hehehe.

Materi pelajaran hidup berikutnya setelah ilmu pembersihan diri (agama) adalah ilmu tentang sejarah. Sejarah bukan pada hafalannya, tetapi pada spirit pergerakannya.

Materi pembelajaran  ketiga yang penting dipelajari adalah tentang kesehatan. Bukan dalam arti untuk menjadi ahli kesehatan. Tetapi tentang bagaimana hidup sehat. Karena kesehatan adalah nikmat dan modal kehidupan juga.

Pembelajaran selanjutnya adalah mengenai ilmu dan ketrampilan untuk mengembangkan bakat. Serta ilmu untuk melangsungkan kehidupan dunia dengan baik.

So sekali lagi kita tanyakan. Siapa yang butuh belajar? Ya kita semua. Kapan waktunya? Sepanjang hayat. Siapa gurunya? Setiap orang ataupun kejadian. Agar kita hidupnya sejahtera di dunia dan selamat di akhirat.

#sekolah kehidupan #hardiknas #pemetaanbakat #bakat #merdekabelajar #belajarsepanjanghayat #kangtris #desamenari #desamenaritanon #spiritualjourney #lifeisjourney #longlifeeducation #kebermaknaanhidup #hidupbermakna 

https://www.youtube.com/watch?v=8nChhCcJBCk

Wallahu A'lamu Bish-Showab

Desa Menari, 3 Mei 2023

Kang Tris DM

Pembelajar Kehidupan & Fasilitator Pemetaan Bakat


Posting Komentar untuk "MENEMPUH JALAN PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT"