PENDIDIKAN DAN UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BAIK

Salah satu anak peserta Family Gathering di Desa Menari 

 PENDIDIKAN DAN UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BAIK

Beberapa hari terakhir, media masih diramaikan dengan pemberitaan oknum BRIN. Tindakannya tidak hanya melukai sebagian warga bangsa. Namun berpotensi merusak keutuhan bangsa. Sebuah tindakan yang sangat disayangkan, apalagi dilakukan oleh aparatur negara.

Sebuah tindakan sederhana, akibat dari lepasnya pengendalian diri yang berdampak panjang. Ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan yang dilalukan kepada Muhammadiyah telah mencoreng marwah lembaga, sekaligus merugikan diri sendiri. Kini tindakannya berbuntut pada proses hukum.

Dikutip dari Fajar.CO.ID tertanggal 1Mei 2023 "BRIN menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak yang berwajib. BRIN sendiri telah menyatakan AP Hasanuddin bersalah melanggar kode etik Aparatur Sipil Negara (ASN) oleh majelis Kode Etik dan Kode Perilaku".

Berkaca dari kasus ini, kita semua perlu merenung tentang sistem pendidikan. Karena tindakan melanggar etika dan moral ini dilakukan oleh orang berpendidikan tinggi. Bahkan diindikasikan juga mengarah pada seniornya yang bahkan seorang guru besar.

Kalau output pendidikan hanya mengarah pada menjadikan orang pintar. Itu sama saja kita tidak ubahnya sedang menyiapkan orang seperti robot. Apalah artinya pintar orangnya tapi nir etika.

Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan potensi bawaan, karakter baik dan menjadikan manusia lebih dewasa. Pendidikan yang hanya bertumpu pada sisi kognitif, berpotensi untuk menjadikan seseorang yang egois. Merasa benar, tanpa melihat sudut pandang berbeda.

Perenungan ini perlu kita dasari dengan pemahaman adanya dua potensi yang saling bertentangan pada manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam QS. Asy-Syam:8-10, "maka Allah nengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang menyucikan jiwa itu, dan merugilah orang-orang yang mengotorinya."

Potensi menjadi fasik ataupun bertakwa itu bisa melekat pada semua orang, tanpa memandang strata sosialnya. Penekanannya justru pada sikap orang tersebut. Apakah dia berusaha untuk mensucikan jiwanya. Ataukah membiarkan jiwanya tetap terkotori.

Tugas pendidikan yang utama adalah untuk menumbuhkan karakter baik. Bagaimana orang bisa memetakan potensi dirinya. Menyadari adanya hal-hal yang bisa mengganggu dirinya untuk menjadi fasik. Fungsi selanjutnya dari pendidikan adalah agar orang menuju jalan keberuntungan. Bukan malah menjerumuskan pada jalan kerugian.

Menyadari akan tugas tersebut. Maka tugas pendidikan adalah tanggungjawab bersama. Orang tua harus menjadi tempat menyemai karakter baik. Serta menjadi contoh bagi anak-anaknya. Disinilah dibutuhkan orang tua yang terus mau belajar. Bukan orang tua yang sudah merasa baik. Bukan pula orang tua yang acuh dan masa bodoh terhadap perilaku dirinya. 

Kita sering mendengar pepatah Jawa "kacang ora ninggal lanjaran" yang berarti kebiasaan anak selalu meniru orang tuanya. Maka persemaian karakter baik pertama dan utama dimulai dari lingkungan keluarga. Keluarga harus menjadi tempat tumbuhnya nilai-nilai agama yang toleran, serta etika moral sosial sesuai lingkungannya.

Siswa SMP Al Azhar 23 Semarang sedang belajar di Desa Menari

Berikutnya adalah lembaga pendidikan, yang merupakan laboratorium sosial bagi anak. Lembaga pendidikan tidak hanya bertugas mengajarkan ilmu pengetahuan. Namun juga menjadi penguatan karakter bagi anak. Bagaimana anak tumbuh sisi spiritual dengan ajaran agama yang toleran. Mengajarkan etika srawung yang saling menghargai adanya perbedaan. Serta menjadi tempat anak berlatih bekerjasama.

Pepatah umum mengajarkan "guru kencing berdiri, murid kencing berlari" yang berarti segala tingkah laku guru akan ditiru. Maka guru adalah figur yang ikut mengukir pertumbuhan jiwa anak. Disini dibutuhkan guru yang bukan sebatas memberikan pengajaran semata. Namun lebih jauh, adalah guru yang bisa digugu lan ditiru. Bukan sekedar menyampaikan ilmu, tetapi menjadi menjadi figur panutan secara perilaku.

Masyarakat akan menjadi baik apabila luaran pendidikan keluarga dan lembaga pendidikan juga baik. Karena masyarakat adalah kumpulan keluarga. Masyarakat adalah tempat menguji luaran pendidikan. Sekaligus menjadi tempat untuk bersama-sama ngunduh Rahmat Allah SWT. Karena dengan rahmat tersebut tata kehidupan akan menentramkan.

Terakhir, mari kita belajar untuk terus menyujikan jiwa kita. Agar karakter baik semakin menguat. Bersikap toleran terhadap perbedaan. Karena setiap orang memiliki kapasitas dan pendapat yang berbeda dengan kita. Jangan sampai memasuki wilayah Tuhan,sehingga kita memiliki pandangan bahwa pendapat kitalah yang paling benar. Semoga Allah merahmati kita semua. Aamiin YRA.

#BRIN#aphasanuddin#pendidikankarakter#merdekabelajar#pemetaanbakat #bakat #hardiknas#kemenristekdikti#muhammadiyah#pengancaman#ujarankebencian#keutuhanbangsa #karakterbaik#bijakbermedsos#alazhar23semarang#anakmerdeka#kangtris#desamenaritanon #himpaudi

Wallahu A'lamu Bish-Showab

Desa Menari, 4 Mei 2023

Kang Tris DM

Pembelajar Kehidupan & Fasilitator Pemetaan Bakat 







Posting Komentar untuk "PENDIDIKAN DAN UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BAIK"