REVISI DOA UNTUK KEBAIKAN ANAK
Wuih, pakai nyaranin revisi doa segala ini kang Tris. Kayak dukun saja, pakai jompa-jampi. Berisik sekali protes kawan-kawan di pojok pendopo Berseri Desa Menari mendengar istilah ini. Sabar bro, jangan salah paham. Ini berdasarkan kisah nyata dalam pola pengasuhan yang menurut kami kurang pas.
Seorang ibu datang ke rumah. Mengeluhkan tentang sikap si anak dalam keseharian. Panjang lebar bercerita. Termasuk agar anaknya memilih profesi sesuai keinginannya. Jurusan sekolah pun seperti yang diinginkan olehnya. Sedangkan si anak, nilainya justru anjlok pada mata pelajaran untuk menuju profesi harapannya sebagai orang tua.
Saya lantas bertanya. Apa alasannya ibu menginginkan profesi tersebut. Beliau menjawab panjang lebar untuk memperkuat pendapatnya. Saya hanya bisa manggut-manggut sambil sesekali melemparkan pertanyaan satu dua.
Beliau kemudian melanjutkan alasan spiritual yang luar biasa. Begini menurutnya "saya pernah mendengar pengajian pak, kalau doa ibu itu mustajab. Bisa tembus langit dan membuat anaknya sukses." Saya jadi harus berputar otak untuk membahas ini. Karena si ibu butuh penguat. Tapi juga butuh untuk diluruskan sudut pandangnya.
Saya menjawab sesuai kapasitas saya bukan dalam sudut pandang benar salah loh ya. Mbak, begitu saya memanggil ibu tersebut. "Saya sependapat bahwa doa ibu itu sangat mustajab. Tapi apakah itu bukan seperti memaksakan kehendak. Atau jangan-jangan malah jadi mendikte Allah SWT."
Setelah kita lihat hasil pemetaan potensi bawaan putrinya tadi hasilnya gimana? Saya mencoba menyadarkan si ibu tersebut. Kalau dirunut dari potensi bawaan atau bakat, sepertinya agak menying dari profesi yang mbak harapkan, lanjut saya. Bukankah Allah sudah mendesain setiap orang dengan potensinya masing-masing. Bukankah itu sebenarnya peta, kemana arah kita dalam berjalan mengembangkan diri.
Setiap profesi adalah mulia asalkan itu dibenarkan secara hukum dan prosesnya. Begitu saya menyisipkan pendapat untuk menetralisir pandangan yang konyol si ibu. Coba, kalau semua orang tua beranggapan profesi yang keren dan baik seperti ibu. Wah jadi tidak indah dan dinamis dunia ini. Hanya satu warna.
Allah SWT mendesain kita berbeda satu dengan lainnya. Diminta mengasah potensi unggul masing-masing. Untuk kemudian beraktivitas sepanjang hayat sesuai keunggulannya. Sedangkan kelemahan kita akan diisi oleh keunggulan orang lain. Itulah harmoni kehidupan. Coba kalau Ndak percaya buka Q.S Al Israa':84. Baca tafsirnya Buya Hamka untuk ayat tersebut. Saya perlu memasukkan sisi ini, karena si ibu memang dari keluarga religius.
Si ibu tertegun dan berkaca-kaca. Seperti ada celah kesadaran yang terbuka. Lantas beliau bertanya, lantas apa yang harus saya lakukan pak? Mendoakan itu kewajiban mbak. Itu yang akan mengawal langkah anak kedepan. Tapi jangan sampai, doa orang tua justru menghalangi jalan lapang anak kedepan.
Sebagai orang tua, yang harus kita lakukan pertama adalah ridho terhadap anak. Saya sampaikan beberapa kisah dan kasus perilaku anak yang kurang sesuai. Bahkan ada kenakalan ekstrim anak, yang bisa berubah dari keridhoan orang tua, terutama ibu.
Termasuk dalam hal ini adalah ridho terhadap potensi bawaan maupun bakat bawaan. Karena itu semua adalah desain dari Allah SWT. Sekaligus dengan penuh kesadaran bahwa Allah yang Maha Tahu akan masa depan anak-anak kita. Dengan mengedepankan prasangka baik kepada Allah. Mari kita perbaiki doa kita terhadap anak. Dari yang mendikte Allah menjadi doa keridhoan.
Maka, sekarang ubah doanya mbak. Dari "Ya Allah, saya menginginkan anak saya menjadi ini. Kabulkanlah ya Allah." Menjadi doa keridhoan seperti ini. "Ya Allah aku bersaksi kepada-Mu bahwa aku ridho kepada anak-anakku (....sebutkan nama anak) dengan ridho paripurna, dengan ridho yang sempurna dan ridho yang paling komplit. Maka turunkan ya Allah keridhoan-Mu kepada mereka demi ridhoku kepada mereka."
Wallahu A'lamu Bish-Showab
Desa Menari, 31 Mei 2023
Kang Tris DM
Murid Sekolah Kehidupan & Fasilitator Pemetaan Bakat
Posting Komentar untuk "REVISI DOA UNTUK KEBAIKAN ANAK"