KETULUSAN MENJALANI PERAN
Sabtu, 27 Mei 2023 team Sekolah Kehidupan menyunyusuri jalanan Pantura barat. Pemalang, salah satu kabupaten di Jawa Tengah dengan triger baru Pusere Jawa menjadi tujuan. Kami berkesempatan menyiapkan dan menyambut Pak Guru dalam program safari dakwah. Minggu, 28 mei 2023 menjadi jadwal untuk alumni Sekolah Kehidupan Pekalongan Raya.
Sabtu malam pukul 20an WIB kami sampai lokasi acara. Melakukan persiapan dan mengecek kekurangan. Pukul 21 an kami bertiga ( Gus Wibi, Pak Zul dan saya) keluar untuk cari perlengkapan. Sekaligus menikmati suasana malam mingguan di alun-alun Pemalang.
Perhatian kami tertuju pada warung gerobak yang menjual wedang alang-alang. Akhirnya diputuskan untuk menikmati sajian tersebut. Setelah mencari lokasi parkir, kami menuju gerobak tersebut untuk memesan dan menunggu di lesehan tikar yang disediakan.
Sembari menunggu pedagang menyiapkan kami mengamati hilir mudik aktivitas di sekitar alun-alun. Mobil-mobilan hias berputar membawa rombongan keluarga. Silih berganti penumpang dengan rona kegembiraan.
Pak Zul pun nyeletuk, ternyata bahagia itu sangat sederhana. Obrolan kami berlanjut tentang orang yang meletakkan kebahagiaan pada banyak syarat sejatinya terjebak pada kebahagian semu. Kebahagiaan adalah sikap mental untuk menerima apa yang ada dengan penuh rasa syukur.
Kalau kebahagiaan itu penuh dengan syarat. Tentunya orang yang bergelimang harta dan jabatan akan lebih bahagia. Nyatanya justru banyak dari mereka yang terpasung dalam kepura-puraan.
Perhatian kami lantas fokus tertuju pada penjual wedhang alang-alang. Gerobak sederhana dengan peralatan yang sangat sederhana. Tapi sejak kami berputar, sampai saat kami menunggu pesanan. Hilir mudik pembeli tak putus.
Ketulusan menjalani peran, begitu relung hati ini berbisik. Pedagang paruh baya tersebut menyuguhkan pesanan dengan penuh ketulusan. Tidak terdengar kompline dari para pembeli meski antri. Karena hati mereka telah disentuh dengan ketulusan.
Kesederhanaan pedagang dengan berbagai perlengkapan yang sederhana juga. Tidak mengurangi hikmat para pembeli untuk rela mengantri. Ketulusan dalam peran telah menerobos logika bisnis kekinian.
Ketulusan telah berjabat mesra dengan kegembiraan yang melahirkan bahagia. Betapa bahagia itu hadir disemua ruang. Hanya hati yang siap menerima sebagai wadahnya.
Kami terpesona dengan pembelajaran malam itu. Beberapa saat kemudian wedhang alang-alang tersajikan. Rasanya memang mantap. Meski tampilan dan sajian ala kadarnya. Bahkan kami hanya kebagian duduk diatas MMT bekas yang dijadikan alas.
Disinilah kami bisa merasakan bahwa ketulusan dan kebahagiaan itu bukan tergantung pada sarana. Ketika pikiran dibiarkan mengalir menerima, maka yang terlihat adalah kebaikan.
Saya jadi teringat pesan indah dari seniman kehidupan Gede Prama. Beliau bertutur "inilah saatnya mengembalikan pikiran pada fungsi semula: jadi pembantu. Ketika pikiran kembali menjadi pembantu dan kehilangan cengkeramannya, manusia terlahir kembali untuk kedua kalinya."
Desa Menari, 12 Juli 2023
Kang Tris DM
Pembelajar Kehidupan
Posting Komentar untuk "KETULUSAN MENJALANI PERAN"