LATIHAN MENUNDUKKAN EGO

 



Saya ini laki-laki, sebagai kepala keluarga, istri itu harus nurut bentak sak suami. Istri tak kalah emosinya, saya capek mas nuruti kamu. Kalau memang kamu merasa sebagai kepala keluarga, bahagiakan saya dan anak-anak. Kita mungkin pernah menjumpai setan yang sedang reuni dalam pertengkaran rumah tangga tersebut.

Keluarga jadi panas membara, tekanan mental menghimpit. Anak-anak jadi tidak betah dirumah, mencari pelarian yang entah kemana. Inilah kondisi yang sangat dinginkan iblis beserta bala tentaranya. Karena mereka memang memasang strategi merusak masyarakat berawal dari merusak rumah tangga.

Apa sebenarnya sumber ledakan itu terjadi? Ego yang diperturutkan, inilah jembatannya. Ego merasa benar, paling baik adalah karakter iblis. Sifat yang membuatnya terusir dari syurga. 

Sebab merasa lebih baik dari Adam, sampai tidak mau tunduk pada perintah Allah. Sikap egois inilah yang menjadikan iblis membangkang. Dendam dan perang abadi iblis di tabuh kencang kepada Adam dan seluruh anak turunnya.

Kisah ini bisa kita temukan dalam QS. Al-Hijr ayat 30-40. Strategi perang yang dilancarkan iblis secara jelas kita temukan pada ayat yang ke 39. Dimana iblis akan menjadikan terasa indah kejahatan dimata manusia. 

Padahal tabiat manusia adalah condong pada kesenangan dan keindahan. Meskipun itu merusak jangka panjangnya. Namun atas lihainya iblis menyusupkan godaan itu kepada manusia, mereka tidak sadar berada pada perangkap.

Selain strategi perang, iblis juga sudah membuka titik kelemahannya. Iblis tidak akan tembus untuk menggoda barisannya orang-orang yang muhlasin. Siapa mereka, yaitu orang-orang yang istiqomah menjaga keihlasan.

Maka, langkah serius manusia yang ingin selamat adalah berjalan dijalur keihlasan. Yaitu melakukan segala segala sesuatu semata-mata untuk dan karena Allah SWT. Iblis pun tidak tinggal diam, maka dihembuskan lah kalau ikhlas itu sulit.

Padahal manusia itu di ciptakan (QS.51:56), dimiliki (QS.2:255) dan dikuasai (QS.36:83) oleh Allah. Maka wajarnya manusia itu ya melakukan segala hal ya tertuju kepada Allah. Manusia yang tidak iklhas justru tidak wajar. 

Lantas bagaimana cara praktis berlatih untuk menundukkan ego. Sebab ego lah yang menjadikan manusia sulit menapaki jalan ikhlas. Latihlah dari hal-hal sederhana dari keseharian.

Salah satu guru kehidupan kami memberikan ilustrasi program menurunkan ego.  Bisa dilakukan dengan saling membantu pekerjaan rumah tangga. Misalnya, suami mencuci dan menjemur baju istri dan anak-anak. Latihan membersihkan perabot rumah tangga. Latihan terus sampai terbentuk jiwa yang ikhlas.

Istri belajar menurunkan standar keinginan. Karena memang salah satu watak istri itu mudah terbujuk untuk shopping. Belajar untuk mengerem tidak termakan trend dan menuruti standar kehidupan wanita lain. Dengan begitu akan terbentuk jiwa qonaah. 

Jiwa ikhlas suami dan qonaahnya istri akan menuntut pada ketenangan dan keharmonisan. Kondisi ini akan memvibrasi anak-anak untuk lebih mudah diarahkan. 

Contoh dalam keseharian rumah tangga tersebut bisa di perluas dalam skala kehidupan masing-masing. Namun latihan dasar tetap harus dimulai dari dalam lingkungan terdekat, yaitu rumah tangga. Semoga kita bisa menjadi manusia yang wajar. Yaitu manusia yang ikhlas menjalani kehidupan.

Wallahu A'lamu Bish-Showab

Desa Menari, 22 Juli 2024

Kang Tris 

Murid Sekolah Kehidupan

Posting Komentar untuk "LATIHAN MENUNDUKKAN EGO"