Pada perjalanan ke kelas SKH Solo, Minggu 11 Agustus 2024, saya dan istri sepakat untuk mengambil jeda di Boyolali. Selain untuk istirahat, pastinya mengisi energi dengan sarapan di warung langganan.
Pinginnya dari rumah mau sarapan soto. Tapi sampai Ampel terlintas saja krentek di hati untuk sarapan sambal tumpang. Lama tidak mampir ke warung murah yang legend, karena berdiri sejak tahun 1960.
Ternyata Allah pingin memberikan pembelajaran langsung 7IPH sebelum menyampaikan di kelas SKH. Pagi itu memang belum ramai banget, hanya beberapa orang yg sudah menunggu.
Biasanya memesan makanan disitu tidak sampai 5 menit sudah terlayani pesanan. Tumben pagi itu lebih dari 15 menit belum tersajikan juga hidangan. Sampai disambangi ke tempat pemesanan menu dua kali.
Mungkin kalau waktu longgar, bisa saja nyantai sambil menikmati alunan musik pengamen yang sudah mangkal di lokasi. Namun karena terburu-buru harus sampai dilokasi sebelum acara itu yang membuat tidak nyaman.
Sambil menunggu pesanan saya kirim pesan team untuk nanti dimulai terlebih dahulu. Karena kalau secara perhitungan waktu, kami akan terlambat sampai lokasi.
Sabar, ini yang langsung refleks meredam pikiran yang awalnya agak kalut. Hati berbisik, sebelum menyampaikan di kelas, praktekkan dulu nih sabarnya. Plong mulai terasa. Misalkan telat pun ikhlaskan saja, toh ini juga bagian kehendak-Nya.
Sembari memandang lalu lalang kendaraan di seberang warung. Seperti ada dialog dalam diri, sudah pasrahkan saja. Saya jadi teringat pesan Gus Wibi pada malam hari sebelum berangkat untuk lebih meng-enol-kan diri.
Bisa jadi ini bagian dari proses untuk menggulung materi yang hendak disampaikan. Proses untuk membangun kesadaran bahwa kita sebatas diperjalankan untuk mewujudkan kehendak-Nya.
Perenungan saya terhenti, ketika nasi sambal tumpang plus telur dadar kemebul dihantarkan. Tiba-tiba terhenyak dalam lafadz Hamdallah. Betapa nikmat Allah terlimpah ruah dalam seluruh proses hidup. Termasuk nikmat merasakan aroma sambal tumpang yang khas.
Sarapan pun dilakukan dalam waktu singkat. Selesai istri membayar, kami melanjutkan perjalanan. Sesampainya di bundaran patung kereta kuda depan perpusda Boyolali. Perjalanan harus bergeser arah, karena ternyata ada jalan santai.
Sambil putar balik, teringat sepenggal kalimat yang menguatkan, "boleh jadi keterlambatanmu adalah cara Allah menghindarkan dari marabahaya di depan". Allah pengatur segalanya, nderek mawon kersa Gusti Allah. Begitu hati ini seperti mengerem pikiran yang kadang kalut.
Seperti proses recalling, spontan saja teringat pesan Pak Guru untuk sesering mungkin dzikir dengan QS. Al Ikhlas. Mulut berulang membaca surat diatas sepanjang perjalanan sejak putar arah sampai daerah Kleco.
Tibalah di lokasi kelas SKH, ketika menengok jam Masyaa Allah, ternyata baru jam 8.25. Padahal prediksi saya akan sampai lokasi jam 9 lebih. Betul-betul Allah Yang Maha Mengatur dan Memperjalankan.
Jadilah sekilas muncul pendalaman keyakinan tentang peristiwa Isra' Mi'raj. Sudah berangkat dari rumah terlambat, terhenti lama di tempat sarapan. Sampai lokasi masih punya waktu longgar untuk mempersiapkan diri.
Allah seperti memproses secara singkat untuk menerima pembelajaran tentang sabar. Betul kiranya sabar itu jalan kehidupan. Dikokohkan kesabaran seseorang justru dengan berbagai dinamika. Ujungnya agar menguat ketakwaan.
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Melalui ayat qauliyah dan qauniyah yang saling sinergi, tanpa ada benturan sedikitpun. Rupanya inilah pelajaran tentang pentingnya menguatkan kesabaran.
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." (QS. Ali Imran: 200)
Wallahu A'lamu Bish-Showab
Desa Menari, 14 Agustus 2024
Kang Tris
Murid Sekolah Kehidupan
Posting Komentar untuk "KUATKAN KESABARANMU"