Pada penghujung sesi kelas SKH, Pak Ahmad bertanya "kenapa sudah sholat, kita tetap diperintahkan Berdo'a?". Mungkin juga ada yang terbesit pertanyaan seperti ini.
Do'a adalah kebutuhan seorang hamba. Sebagai bentuk keterikatan, proses komunikasi dan kesadaran posisi sebagai hamba yang bergantung. Hamba yang tak mau berdoa, hidupnya akan terasa hambar dan terjerembab dalam kebingungan.
Kita telisik lebih dalam, ternyata ketergantungan adalah fitrah manusia. Aneh kalau manusia merasa memiliki kehendak bebas tak terbatas. Manusia merdeka justru karena ada sandaran yang kokoh. Disinilah manusia membutuhkan ketergantungan pada Yang Maha Segalanya (QS. Al Ikhlas).
Sejak dalam rahim manusia bergantung sepenuhnya pada Allah melalui Ibu. Ketika terlahir di dunia manusia mulai dilepaskan dari ketergantungan total. Berproses menjalani hidup untuk menemukan ketergantungannya kembali sebagai manusia merdeka.
Manusia sering terombang-ambing dalam dinamika kehidupan. Karena berada di alam materi, dirinya terhijab untuk mengenali Sumber Ketergantungan. Mulailah manusia merasakan ada ketergantungan-ketergantungan kecil sesama mahluk.
Sebenarnya kebergantungan sesama mahluk itu juga wajar dalam batas-batas tertentu. Namun, seringkali karena merasa nyaman, hingga terkikis perlahan kebergantungannya kepada Allah.
Kita sering diingatkan agar terus merangkai perjalanan hidup untuk kembali pulang. Sejatinya, inilah tugas yang harus kita selesaikan dengan benar dan selamat.
Sedangkan berbagai peristiwa dan gebyarnya dunia adalah sarana saja. Kita seperti sedang bermain di dunia ini untuk menemukan kesenangan sesaat. Namun harus sadar, ini semua bersifat sementara dan akan berlalu.
Maka, sholat dan do'a secara umum adalah sebuah tali penghubung agar kita tidak terlepas dari Sumber Ketergantungan. Dengan pemahaman ini, maka akhirnya kita menyadari betul bahwa do'a adalah kebutuhan.
Hal ini mengingatkan pada pelajaran ke 31 dari Pak Guru Antono, yaitu Allah menginginkan manusia memohon kepada-Nya. Kenapa berlaku ketetapan Allah yang seperti ini?
Pak Guru melanjutkan, sesungguhnya Allah Maha Kasih. Allah lebih tahu apa yang terbaik untukmu. Tapi mengapa Allah ingin manusia tetap memohon? Ternyata Allah menginginkan agar manusia sadar dan yakin Allah yang menentukan segalanya (QS.36:83).
Maka jelaslah pertanyaan Pak Ahmad menemukan korelasi jawabannya. Apalagi kalau kesadaran sebagai hamba terus menguat. Bahwa manusia berada dalam ketidaktahuan (QS.2:255). Disitulah akhirnya berlaku sunnatullah. Wajarnya manusia memang harus memohon waktu demi waktu hanya kepada Allah SWT.
Wallahu A'lamu Bish-Showab
Desa Menari, 25 Agustus 2024
Kang Tris
Murid Sekolah Kehidupan
Posting Komentar untuk "MANUSIA MAKHLUK YANG BERGANTUNG"