OVERTHINKING "MEMBUNUHMU"

 


Manusia diberikan keunggulan dari mahluk lainnya adalah dari kemampuan berpikir. Bahkan ada ungkapan klasik "Manusia adalah hewan yang berpikir". Manusia berpikir menggunakan akalnya.

Ternyata akal sendiri itu dibedakan menjadi akal pikiran yang ditandai dengan kemampuan logika. Ada juga akal budi yang berpusat pada hati. Sayangnya, kebanyakan manusia fokus pada akal pikiran saja. Dampak buruknya adalah ego yang menguat dan mengarah menjadi pribadi egois.

Orang yang egois sering overthinking dalam menjalani hidup. Dilansir dari Verywell Mind, overthinking berkaitan dengan depresi, anxiety atau kecemasan, dan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau permasalahan mental yang dialami seseorang akibat kejadian traumatis. 

Tanda sederhana orang terjangkit perilaku overthinking adalah kurang bersyukur, perfeksionis dan memposisikan orang lain harus sesuai dengan dirinya.

Orang overthinking itu mudah mengeluh dan merasa serba kurang. Dia menutupi dirinya dengan berusaha selalu tampil yang serba terbaik. Agar dipandang oleh orang lain wow.

Nikmat yang berlimpah seberapapun akan senantiasa terasa kurang. Apalagi belajar bersyukur dari yang terdekat, yaitu dirinya sendiri, tentu ini sulit. Hidupnya diisi dengan semangat persaingan untuk mengalahkan. Bukan dalam arti positif, tapi terpusat pada yang materi saja.

Tanda kedua adalah perfeksionis. Semua harus serba terlihat sempurna. Maka ketika sedang memikirkan sesuatu sampai berulang-ulang. Dampaknya bisa terjebak ke halusinasi.

Ketika dalam pergaulan atau aktivitas komunitas, orang perfeksionis tentu diperlukan dalam batas-batas tertentu. Tapi dalam skala luas, bisa mengacaukan hubungan. Karena memandang orang lain selalu dari kekurangannya.

Ciri ketiga yaitu memposisikan orang lain harus seperti dirinya. Tolok ukurnya adalah dia yang merasa sudah berjasa. Orang lain juga harus ikut dong. Sungguh ini membahayakan, karena tidak mau memahami orang lain. Dia bisa main todong saja untuk orang lain mengikuti kehendaknya.

Overthinking berdampak buruk pada kesehatan mental dan juga fisik. Mudah cemas, khawatir, menyalahkan orang lain serta perilaku negatif lainnya. Secara fisik orang overthinking mudah kena penyakit lambung, pinggang dan punggung. Karena hidupnya ngoyo di batinnya.

Kabar langitannya, orang overthinking ini pewaris karakter iblis. Kita bisa baca karakter ini di QS. Al Hijr ayat 31-39. Sungguh mengerikan, bisa merusak tatanan. Bahkan, dia bisa membungkus kebusukan dengan sesuatu yang tampaknya indah.

Cara mengatasi perilaku overthinking pertama adalah belajar menyadari posisinya sebagai hamba. Karakter hamba itu lemah dan mau menjalankan perintah. Tidak seperti iblis yang membangkang.

Kedua, dengan meminta orang lain untuk memberikan umpan balik atas dirinya. Disinilah dibutuhkan keberanian untuk belajar sabar. Yaitu menerima kejadian karena melihat siapa yang mengijinkan kejadian itu terjadi, yaitu Allah SWT.

Ketiga ikhlas, yaitu memurnikan segala niat dan aktivitas untuk Allah. Sehingga tidak mudah baper menjalani hidup. Kabar baiknya, orang yang ikhlas inilah yang tidak bisa digoda iblis (QS. 15:40).

Maka, mari mawas diri, apakah kita kategori orang overthinking atau tidak. Kalaupun ya, segera berbenah sebelum menggurita di dalam diri. Karena overtingking ini bisa menodai karakter. Bahkan overthinking pemicu berbagai penyakit mental maupun fisik. Jadi ingat seloroh seorang kawan, overthinking membunuhmu hehehe.

Wallahu A'lamu Bish-Showab
Desa Menari, 13 Agustus 2024
Kang Tris
Murid Sekolah Kehidupan


Posting Komentar untuk "OVERTHINKING "MEMBUNUHMU""