"Bro estimasi dana masuk untuk kegiatanya kok masih kurang banyak ya, terus gimana ini?" ,tanya seorang sahabat yang baru bergabung dalam sebuah kegiatan.
"Ndak apa-apa bro, jalani prosesnya sekaligus berlatih mempraktekkan ilmu tawakal. Pasang niat tulus untuk menjalankan perintah Allah dan menjadi sarana untuk mewujudkan kehendak-Nya", jawab kawannya yang lebih dulu berkecimpung dalam kegiatan tersebut.
Dialog tersebut bisa kita perlebar dalam spektrum kehidupan masing-masing. Betapa kita sering terjebak dalam rasa khawatir menjalani proses ini. Inilah sumber stres paling dominan.
Lantas bagaimana agar tidak khawatir? Terapkan ilmu tawakal. Wilayah manusia adalah ikhtiar dan doa secara maksimal. Selanjutnya, untuk wilayah hasil serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
Khawatir terjadi karena kita memasuki wilayah hasil. Dimana itu adalah wilayah hak sepenuhnya Allah. Memasuki wilayah yang bukan wilayah hamba ini masuk kategori pelanggaran.
Teknis operasional ilmu tawakal ini tersurat dengan jelas pada QS. Al Insyirah. Surat yang sangat memotivasi bahwa tidak ada kesulitan yang tak terurai. "Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan."
Langkah selanjutnya ada di ayat 7 "Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)." Ternyata tugas manusia adalah melangkah dan terus melangkah.
Selebihnya gantungkan harapan dari setiap proses secara benar. Maksudnya gimana bro? sergah seorang sahabat. Apa kita tak boleh berharap.
Sabar bro, harapan itu harus terus di pupuk. Namun kita sering salah menempatkan harapan. Kita berharap terhadap kemampuan diri. Karena sudah melakukan langkah-langkah A hasilnya pasti B. Itulah yang sering menjebak kita bro. Hasil akhir itu diluar kendali kita.
Kesalahan lainnya, kita terlalu berharap pada manusia lainnya. Itulah pemicu kekecewaan lainnya. Akibatnya kita menuntut orang lain harus sesuai keinginan kita. Ya ndak akan bisa.
Lantas bagaimana kita meletakkan harapan? Dijawab tegas oleh Allah dalam QS Al Insyirah ayat 8 "dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap."
Kalau hanya itu jumlahnya berapa bro? Ya satu-satunya. Ada yang lain tidak? Ya tidak ada yang lain. Kalau begitu, satu-satunya bergantung harapan itu kepada Allah.
Bukankah inilah pembelajaran tawakal sekaligus keikhlasan. Karena hanya Allah tempat bergantung (QS. Al Ikhlas:2). Ketika posisi sudah benar berlakulah hukum Ke-Maha Pemurahannya.
QS. At Talaq ayat 3 "dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
Wallahu A'lamu Bish-Showab
Desa Menari, 9 Agustus 2024
Kang Tris
Murid Sekolah Kehidupan
Posting Komentar untuk "TEPAT DALAM BERHARAP"